Welcome to My Blog, Thank's to visit My Blog, Just Follow My Blog, Don't forget, Thankyou :)

Sabtu, 19 November 2011

Sayap Yang Patah..

Engkaukah malam yang menaungi bintang, yang selalu menemani tanpa keluh kesah yang kau berikan, ketika bulan menyandarkan kepala di pundakmu? Engkaukah malam yang dinanti para kekasih untuk merajut mimpi tapi yang kemudian merenggutnya paksa saat fajar menjelang? Jika benar engkau, maka ijinkanlah aku berbicara dihadapanmu.
Aku ini manusia bodoh yang hanya mengerti kehidupan lewat tangisan dan tawa, lewat kelahiran dan kematian, lewat langit dan bumi, lewat surga dan neraka, lewat kemahakuasaan Tuhan dan kelemahan manusia.
Namun suatu hari, Tuhan bermurah hati padaku. Ia meminjamkanku sayap malaikat-Nya agar aku bisa terbang dan menikmati keajaiban semesta dari atas bumi. Tapi aku butuh satu kekuatan besar untuk menggerakkan sayap itu. Maka dihembuskan-Nya aliran-aliran cinta kedalam hatiku hingga setiap udara yang kuhela menghasilkan energi dahsyat. Energi yang kemudian kurasakan mengepakkan kedua sayapku.

Aku terbang…

Awalnya sejengkal -tentu saja dengan perasaan takut bercampur senang-.
Lalu setinggi pohon. Alangkah bahagianya diriku ketika menggoda seekor anak burung di sarangnya. “Lagi”, pikirku. Maka aku pun melesat sambil menari-nari. Lebih lincah dari kupu-kupu, lebih gesit dari rajawali. Aku membuka jalan untuk matahari, melukis cakrawala menjadi oranye di sore hari dan ahhhh.. yang paling kusuka, memeluk bintang dan tidur berbantalkan bulan saat malam tiba. Hari-hari yang membuatku sadar bahwa Tuhan tengah mengijinkanku mencicipi sedikit surga.
Lalu kudengar dentuman yang keras. Seperti ada pertentangan batin yang sengit dan hasilnya adalah geraman amarah dari seluruh semesta yang membuat langit dan bumi bergetar. Dalam ketakutanku aku melihat kilat -cahaya yang menyilaukan- menuju tepat kearahku. Lalu Crassss!!! Tiba-tiba ragaku menjadi berat, tak lagi ringan. Kucoba mengepakkan sayap namun ternyata sayapku retak, perlahan-lahan terbakar oleh kilat yang tadi.

Aku melesat jatuh…

Wahai malam, apalah yang bisa kuungkapkan mengenai kebinasaanku ini karena sesudah jatuh, aku tak ingat apa-apa lagi selain perih yang sampai saat ini masih terasa hingga ke setiap tulang dan aliran darah di tubuhku.
Aku ini manusia lemah yang tak punya hak menyalahkan Tuhan untuk sayap yang dipinjamkan-Nya dan cinta yang dihembuskan-Nya.
Engkaukah malam yang padanya raga beristirahat melepas lelah? Engkaukah malam yang membasahi kanvas hati para kekasih dengan tinta rindu? Jika benar engkau, maka ijinkanlah aku rebah dipangkuanmu. Kedua sayapku hilang dan aku rapuh.
Aku rapuh… Aku Rapuh untuk ke tiga kalinya..

0 komentar:

Posting Komentar