Kini t'lah melemah nyanyian samudera..
Senandung para nelayan menghilang perlahan-lahan..
Hati pun bisikan khayalku, kini terdiam..
Tak ada simphony atau nyanyian bidadari..
Tak juga nyanyian sang kala ketika langit menyenja..
Indah.. Indah.. dan Indah..
Selimutilah tubuh rapuhku dengan keteguhan sang matahari..
Jangan biarkan dadaku terisi dengan keluhan dan serapahku..
Serpihan hati yang kini hanya puing tak berguna..
Namun ingin selalu ada yang rela membagi..
Jika ini hukuman, lepaskan segala rasaku..
biarkan ku tak lagi merasa..
kuingin menjadi mau mu..
tanpa meneteskan air mata..
Aku tak kuasa.. sungguh !
Ketika perlahan api cinta padam disudut-sudutnya..
Impian.. menjadi lukisan asap membumbung diangkasa, lenyap..
Kau berdiri pada batas yang kian tegas..
Lukamu menganga..
Nyeriku tersiksa..
Kita berdiri pada ruang kokoh tak tergoyahkan..
Berdiri menggenggam tanya, dan luka-luka di masa lampau..
Kau memakai topeng, kearifan dan bertahan..
Sekali waktu.. nyatamu terungkapkan..
Dalam diam, tangisku tak terbendungkan..
Teduhkan hatiku.. Ya Penguasa Hati..
Seperti teduhnya embun di pagi hari..
Sejuk dalam hati..
Meski cahayamu membakar..
Aiarkan aku dengan sungai-sungai yg mengalirkan..
“lukislah senyuman dibibirmu..! apa kata mereka tentangku jika kau bermuram”
ucapmu di malam yang kelu..
Kau benar.. apa kah kau punya kenangan?
Yang akan menghangatkan sel-sel otakmu..
Adakah kelembutan..? yang melemahkan jiwa-jiwa terluka..
Sekedar sapa dan tanyamu tentang aku? yang kau ikat aku pada takdirmu..
Ketika nyeri dan lebam tubuhku..
Ketika diam dan sakitku..
Kini jangan berkeluh, ketika terbiasaku pada sepi nan membekukan..
Sabtu, 19 November 2011
Senja..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
sedih banget :'( :( :/
hehehe udah" jangan sedih dong itu kan masa lalu ;))
sekarang saatnya kita senyuuuuummmm :)
Posting Komentar