Sahabat

Sahabatku? tertumpuknya kenangan ku bersamamu..

Yang  setiap hadirmu terpasung oleh jarak..

Rasa rindu di hati tiada dapat ku bendung lagi..

Baikkah kabarmu di sana? Masih indahkah warna senja di kotamu?

Sebagaimana hari lalu saat kau mendulang cerita, hanya untukku..

Sahabatku? tahukah kau yang aku tahu?

Aku sedang terkulai di kaki senja, pada leher hari yang tampak sempurna, karena apa?

Karena  CINTA ! Ya, CINTA yang akhirnya membuatku bersimpuh di bingkai senja..

Hmm siapa lagi kalo bukan wanita. Siapa?

Ya wanita itu, wanita yang pernah kutunjukkan padamu saat petang di saat itu, ingatkah?
Dia sungguh lukiskan warna baru pada langitku, hingga kini tak lagi biru..

Sekarang hanya ada warna putih, hitam dan kelabu..

Dan sekarang dia melukis jingga! Dengan kuas cinta..
Kini habis sudah,  hari kulumat bersamanya, menuai cerita, menukar tawa..
Cintaku sedang meraja sahabat. Aku jatuh cinta..

Namun semua itu hanya sementara, sementara dalam waktu yang tak cukup lama..

Senja pun tersiram oleh derasnya air hujan..

Mengapa? Karena hatiku telah terluka, sakit dan sakit memang..

Semua itu harus kurasakan dan kuterima lagi..

Yang dulu tak pernah berubah, hanya omong kosong yang tertumpah..

BULLSHIT ! ya memang begitu kedengarannya..

Sesuatu yang di janjikan namun semua tak di pedulikan..

Semua percuma dan sia-sia, harapan pun tak mungkin..

Menginginkan yang sudah menjadi kodrat-Mu itu sulit..

Hanya doa yang kulantunkan setiap saat..

Semoga engkau tahu Ya Allah dengan apa yang saya rasakan..

Berilah yang terbaik untuk kamu berdua..

Oh iya.. Kembali kepadamu sahabat..

Lalu, bagaimana dengan kanvas cintamu? Dengan penyair yang pernah kau ceritakan padaku..

Sudikah kau membaginya, denganku? Seperti dulu?

Hmm kusudahi kabar hatiku kali ini. Hatiku yang mungkin mencoba bersinar kembali..

Aku nantikan secarik surat darimu.. tentangmu dan juga ceritamu..

Sungguh aku nantikan itu, sahabatku...