Welcome to My Blog, Thank's to visit My Blog, Just Follow My Blog, Don't forget, Thankyou :)

Minggu, 27 November 2011

Ketika Senja Telah Pergi.. Sendiri..

Senyap.. Sepi.. Sendiri..
Senja mulai merayap menjadi malam, dan denting jam mengingatkan aku untuk segera beranjak pergi..

Sendiri.. Dalam sudut kesenyapan, berkawan dengan pedagang asongan yang dengan setia menunggu pada pelataran stasiun malam. Menatap ujung timur, menunggu kerlip nyala lampu dan peluit yang mensinyalkan kereta senja akan datang.

Pengusir sepi, ku coba untuk membaca dan memahami makna yang tersirat dalam faucault's pendulum. Mengajakku kembali pada masa silam untuk kembali memaksa otakku berdenyut menyapa filsafat, makanan yang telah lama aku tinggalkan kini terbalut debu tak benoda. Aku tau ini apa namun semua sulit di artikan.
Rona tak nyaman menghampiriku saat ruang tunggu yang memberikan wajah tak bersahabat, dan aku menafikan kenyataan itu, kembali tenggelam dalam dunia umberto eco, mengusir kegundahan yang kerap melanda saat mulai menyisir setiap perjalanan.

Dentang jam kembali berdetak seiring kerlip lampu dan peluit kereta senja menyapa, bersiap menyambutnya dan menikmati sisa malam dalam keremangannya. Sejuta bintang di angkasa pun tak tahu apa yang aku rasakan.

Sendiri.. Sepi.. Sunyi.. Dan hanya diriku. Tak ada kata perpisahan. Tak ada kata dan janji untuk menanti kembali. Tak ada lambaian tangan, dan tak ada kecup mesra sebagai pengantar langkah kaki. Hanya kesunyian malam, dan deru kereta senja sebagai pelepas kepergian.

Kereta senja ini, sudah tak mampu menghadirkan melankolia dan romantisme yang kerap menyapa. Realistis. Ya. Realistis ! Tak ada lagi mimpi seperti dahulu. Memandang segala sesuatu pada sebuah realistis. Realistis kehidupan yang kadang selalu kita abaikan namun sulit untuk kita terima.

Kereta senja hanyalah sebuah mimpi dan romantisme semu yang kerap mampu mengobrak abrik rasa yang terpendam. Rasa yang senantiasa menjadi beban tersendiri dalam jiwa.

Dalam keharmonisan ritme kereta senja yang bersenyawa dan bernafas bersama sang malam, kubiarkan semua angan, mimpi dan kenyataan membaur menjadi satu dan menyapaku.

Hanya untuk malam ini, malam yang sangat berarti.. Saat kereta senja melaju dengan indah tuk membawaku menyusuri tepian pantura hingga sang fajar menyapa dan membawaku kembali menjejak bumi dan pergi untuk menikmati hari. Dengan senyuman yang tak pernah habis ku limpahkan.
Namum hati ku berbisik sejenak, Semangat kah diriku? Tiba-tiba..

“Semangat Yang Hilang Kini Datang Kembali
Separuh hati ku merasakan semuanya, berpura-pura ataupun berbohong itu sudah biasa. Berbicara atau tidak juga biasa dan hanya satu bagiku yang luar biasa jika seseorang tahu apa itu makna hidup yang sesungguhnya.”

3 komentar:

fiaa mengatakan...

aah gilaa.. puitis bangeeeettt *.*
kerren biim :)


"semangat yang hilang kini datang kembali"

semoga semangatnya ga pergi-pergi lagi yaaa :p :p :D heheh ... :)

Unknown mengatakan...

hahaha =))
emg ya? jadi malu saya hehe..

iya amin pokoknya untuk kita semua jangan pernah habis untuk selalu semangat ! yeay ! :)

fiaa mengatakan...

dih .. ngapain malu? hahhaa...


yeaay ! :D

Posting Komentar